Pagi yang cerah.... tapi bukan untuk jiwa yang sepi, Zahra memulainya dengan senyum yang mengembang, semoga hari ini bisa lebih baik dari yang sebelumnya...., pikirnya. Begitu banyak rencana ke depan terbayang di otaknya!
Hufhhh.... jam sudah menunjukkan pukul 07.00, sudah hampir terlambat nih! So... mesti ngapaen yah? Mesti buru – buru nih, Zahra mempercepat langkahnya, dia tak mau terlambat! Apa kata orang nantinyak kalau seorang Ketua OSIS sepertinya datang terlambat ke sekolah.
Ya.... Zahra, gadis berjilbab itu seorang Ketua OSIS di sebuah SMA Favorit di Bandung, obsesinya selama ini menjadi seorang Ketua OSIS. Dan karena perjuangannya, dia berhasil mencapai obsesinya yang satu itu.
Tepat... jam menunjukkan pukul 07.15, dia sudah sampai di sekolah! Uppssss.... hampir saja terlambat, sedikit saja kena hukuman jadinya dan tentunya malu juga jadinya. Zahra mempercepat langkahnya menuju kelasnya, XI. IA. II, dia tergolong siswa yang cukup cerdas, tahun lalu berhasil menduduki juara umum di sekolah megah itu.
Namun, ada sesuatu di pribadi Zahra yang banyak orang tak bisa memahaminya, dia tergolong ramah, bersahabat dengan siapa saja, spesial buat akhi dan ukhti...
“Za..... PR Matematika kamu dah selesai belom” Tanya Julia, teman sekelas Zahra. “Udah.... tapi jangan harap yah aku mau ngasi liat sama kamu!!!! Hahahahaha....” Gadis berjilbab yang sudah penuh keringat karena lari menyeringai lebar sambil menyodorkan sebuah buku bersampul hijau, warna kesukaannya.
Dia langsung duduk di bangkunya yang berada di jejeran depan untuk mengatur nafasnya yang terengah – engah....” Hu.... haaa.... hu.... haaa......”, “Za... kamu kelihatan capek, ngebut lagi yah Non?” Tanya si kembar Sasa dan Sisi. “Ngeledek nih? Orang ngebut tuh pake kendaraan, aku mah pake kaki, jadi gak tepat tuh kalau jalan kaki di bilang ngebut, hmmm..... kalau aku ntar punya mobil, jangan harap yah aku bakalan kasi tumpangan buat kalian” Katanya bercanda, itulah hal yang istimewa dari seorang Zahra, dia bisa membuat teman – temannya dengan gaya bicaranya yang ceplas – ceplos, tapi.... gak berlebihan juga sich!
Jam pertama di mulai, pelajaran berlangsung khidmat, “Ssssssttt.... sssttttt.... Za, ntar bareng yah ke kantin!” Kata Dwi teman sebangkunya. Dwi mengancungkan jempolnya pertanda setuju. Waktu istirahat tiba, semua murid berhambuaran keluar, tujuan mereka macam – macam, ada yang ke perpus, lab. Kom, kantin kayak rombongan Zahra, atau parahnya ada juga yang mojok di belakang kelas. Naudzubillah.........
“Za..... kamu dipanggil sama Pak Kasim!” Suara Adit menghentikan Zahra yang sedang asyik mengunyah baksonya. “Wahhh.... lagi asyik makan juga, tapi panggilan bapak lebih penting, mbak.... baksonya disimpan dulu yah ntar dilanjutin.” Mbak Mus mengedipkan mata, kedipan matanya, seolah mewakili ungkapan “Siiiiap bos!”.
Zahra berlari menuju ruang guru. Ia menemui Pak Kasim yang sibuk di mejanya. “oh... kamu Za, ayo masuk” kata Pak Kasim penuh dengan wibawa. “Za... nilai ulangan kamu bobrok sekali, bapak yakin kalau begini terus nilai kamu bisa jeblok, juara umum gak akan bisa kamu dapetin lagi.” Kata Pak Kasim tanpa basa – basi. Kata – katanya barusan benar – benar langsung menusuk hati Zahra yang tadinya tidak menyangka sama sekali hal itu.
Begitu banyak ocehan yang dikeluarkan Pak Kasim, lagipula nilainya tidak jelek – jelek amet, 70! Masih banyak nilai di bawahnya. Izza berlari menuju kelasnya, kata – kata Pak Kasim barusan benar – benar membuatnya tak bisa berkonsentarasi mengikuti pelajaran bahasa inggris yang merupakan pelajaran favoritnya.
Bu Devi, guru bahasa Inggrisnya menangkap perubahan sikap Zahra yang dulunya energik untuk melahap semua pertanyaan kini sama sekali tak pernah buka mulut.
“Za... kamu kenapa?” Tanya Bu Devi. “Buuu.... kata Pak Kasim nilai – nilai aku hancur banget yah bu? Apa aku mundur aja jadi ketos Bu?” Katanya seraya menahan butiran air hangat yang nampaknya bersiap untuk keluar dari matanya yang berkaca – kaca. “Iyya... hal itu memang banyak diperbincangkan di kalangan guru – guru, tapi.... ibu yakin kamu bisa, kamu bisa bangkit dari keterpurukan ini”. Tiba – tiba tangis Zahra meledak, waduh.... hal itu mengundang tanda tanya besar untuk teman sekelas Zahra yang sedang sibuk mengerjakan tugas dari Bu Devi.
“Za.... kamu kenapa?” Tanya Dinda, “Zahra lagi sedih sama nilainya” Kata Dwi yang mendengar pembicaraan Bu Devi dan Zahra. Tangis Zahra semakin menjadi – jadi, iyya tak mampu menahan tangisnya.
“Aku mesti bagaimana bu.... teman – teman kalian udah ngeliat aku sesungguhnya, aku Zahra! Wanita cengeng yang gak mau siapapun mengalahkannya, aku..... aku jahat! But It’s me!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! maklumin aku yah! Aku janji aku akan menjadi Zahra yang tabah yang selalu bersyukur, bantu aku yah!” Kata – kata Zahra barusan mendapat decak kagum dari teman – temannya dan disambut pula denga lelehan air mata seisi kelas termasuk Bu Devi.
Selasa, 24 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
jam
About Me

- Nayynayy (Inayah)
- Haii .. I'm Inayah, seorang Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar sekaligus Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Fajar yang punya hobi membaca dan menulis apapun yang nyangkut di otak, tapi malas pun adalah weakness paling penting yang membuatku jarang memandangi dan membersihkan blogku. Tapi tenang, saya akan selalu mencoba mengunjunginya .. :)
Categories
- about me (13)
- Artikel sekolah (6)
- catata. sekolah (1)
- daftar isi (1)
- Do you know? (1)
- Psychology (1)
0 komentar:
Posting Komentar