Blogger Widgets

Kamis, 24 Mei 2012

Jebakan Diary (Part I)


Aku meratapi secarik kertas yang ada dihadapanku, kertas itu sudah lusuh, kertas yang sepertinya sudah tidak ada artinya. Tapi kertas yang tak memiliki arti itu terus saja kupandangi dan tak hentinya.“damn” Disebelahnya ada buku lusuh yang lagi seperti tak ada artinya. Tapi ketahuilah, benda keramat itu sangat berguna bagiku. Dia yang senantiasa menemaniku saat suka dan dukaku, dia tempatku mencurahkan segalanya. Dia mampu mengisi kekosongan hatiku dan mampu membuatku tertawa riang dan berkongsi dengan kegembiraan. Walau sekarang aku tak bisa bersua dengannya berbagi pertalian kata indah.

Kumeraba sesuatu malam itu saat semua lampu dipadamkan, aku juga tak tahu apa sebenarnya yang aku cari agar aku bisa keluar dari tempat sialan ini. Aku takut, dingin begitu menelusup kedalam sanubariku membuatku seketika terhenyak begitupun dengan darah yang mengalir keluar dari hidungku. Aku mencoba bertahan, bertahan dari keadaan seperti sekarang ini.


Sosok besar itu sebentar lagi akan datang, dia akan datang bersama antek – anteknya yang berbau alkohol dan masuk bersama asap rokok yang membuatku terbatuk – batuk, bunyi pantopelnya yang menandakan hal itu. Dan benar .. bayangan hitam mendekat kepadaku. Segera kuraih kertas lusuh dan bukuku mendarat dramatis di bawah sofa tua yang ada di dekatku.  “hey, kamu ternyata masih bertahan sampai sekarang, kamu memang reinkarnasi ayahmu yang keras kepala.”, aku mencibir ketika dia mendekat ke wajahku beberapa cm dihadapanku, “cuih …” Great! Aku berhasil membuatnya malu dengan memberi tamparan keras menggunakan ludahku di wajahnya yang kelihatannya baru dibersihkan. Dia tentu saja tidak diam begitu saja. Tamparan luar biasa mendarat di pipiku, darah kembali mengalir. Aku akan mati, begitu pikirku, dan seketika semuanya menjadi gelap.


0 komentar:

Posting Komentar