“Humhh
…”, aku menarik napas panjang, sudah seminggu aku seperti ini, berada dalam
kurungan seperi musang yang diburu, ah .. jangan dengan musang aku
menggambarkannya, aku bisa menggambarkannya dengan harimau, karena aku juga
kuat untuk mampu menerkam ulang orang – orang itu. Tapi belum saatnya aku
menerkam mereka dengan taringku.
01.00
WIB, aku belum mampu membuat mataku terpejam karena dengkuran bajingan –
bajingan itu. Aku juga capek dengan kaitan tali yang melilit di tanganku, jadi
dengan hati – hati aku membukanya. Kubuka pula kaitan tali di kakiku, wah ..
ini kesempatan emas pikirku, kulihat sekeliling, AMAN !!! aku berputar
berkeliling di tempat yang mampu ku deskripsikan seperti gudang yang ada drum
yang mungkin tempat alkohol atau apakah, ada sofa tua dan barang aneh yang
sebelumnya tak pernah kulihat.
Nah
.. itu dia, aku menemukan sebuah jendela yang menganga seperti ada seberkas
cahaya diluar sana. Tanpa pikir panjang, aku segera mengambil kertas dan buku
lusuh yang kusembunyikan di bawa sofa. Great! Semua bajingan – bajingan itu
tertidur pulas seperti telah dibius oleh Tuhan. Aku segera meloncat dengan
indah melalui jendela yang berukuran besar itu. Tuhan menyayangiku, itu
pikiranku, sial! Jilbabku tersangkut dipaku yang sudah berkarat di jendela itu,
untung saja tidak menimbulkan bunyi. Huaaa .. ini bukan pendaratan indah. Aku
segera berlari sekencang mungkin. Entah kemana, aku sama sekali tak mengenali
daerah ini. Tapi aku tak peduli, aku terus saja berlari tanpa tujuan,
setidaknya sekarang aku sudah jauh dari tempat sialan itu.
“huu
.. haa .. huu”. Nafasku terengah, tenggorokanku butuh sesuatu yang mampu
mencairkannya yang terasa gersang bak gurun sahara. Aku melanjutkan
perjalanan, ku angkat rok panjangku, syukurlah aku menggunakan celana rangkap
lagi, jadi kupercepat langkahku. “Gubraak …” Tubuhku terasa menabrak sosok yang
besar, kumohon Tuhan bukan orang itu. Aku bangkit dan melihat orang itu. Shit! Dugaanku
benar.
“Good
Job, Eliza, kamu memang tangguh, kenapa lama sekali kamu berpikir untuk
melarikan diri?” Katanya diiringi tepuk tangan. Aku segera berlari berlawanan
arah darinya. Dan ternyata .. Bajingan itu sudah menghalauku dari berbagai
arah. Ini jebakan .. itu pikiranku. Dan tentu pikiranku benar.
“Ayolah
Eliza .. Apa susahnya kau menyerahkan surat wasiat Oma kepada pamanmu ini?”.
Apa? Apa? Dia menyebut dirinya Pamanku.. Helloo??? Mimpi kali orang ini. Haaa
.. dadaku sesak .. sesak seketika, aku tidak kuat. Gelap !!
*****
Kepalaku
pusing, semua terasa berputar, aku berada di ruangan yang cukup luas sekarang,
bersih, dengan dinding berwarna putih, dengan selimut bergaris - garis dan
ruangannya berbau, tapi baunya lain lagi, ini tidak berbau alkohol orang – orang
Pamanku itu, Ini bau obat. Yaa .. kuakui dia memang Pamanku, adik dari ayahku.
Tapi aku tidak pernah habis pikir sikapnya yang dulu sangat bersahabat padaku
menjadi seperti monster seperti sekarang ini. Aku meraba .. kembali meraba
sesuatu, yah .. buku lusuh dan kertas lusuh yang dikejar Paman masih ada utuh
di genggamanku, kertas lusuh itu adalah warisan Oma. Tapi Kenapa? Kenapa orang
itu tak mengambilnya dari tanganku, kupikir dia menginginkannya, dan kenapa dia
membawaku ke Rumah Sakit? Bukankah dia menginginkan aku mati saja?
“Selamat
pagi Eliza cantik .. Cukup sekian petualangan kita, hahah .. kamu hebat Eliza,
maafkan Paman yang sudah menyiksamu, ini semua bagian dari scenario kamu
sendiri yang kamu ciptakan dari buku kamu itu.” Kata Paman dengan senyum yang
sangat bersahabat.
Skenario
buku lusuhku? Aku kembali membuka catatanku, hahaha .. ini catatan ketika aku
masih SD, aku sering menginginkan petualangan seperti diculik dan berhasil
mempertahankan warisan Oma, asal kalian tahu semua, warisan itu tak ada apa –
apanya, warisan Oma yang diturunkan padaku adalah sebuah sepeda ontel yang aku
sangat sayangi sepeninggal Oma.
“Dan
ini kejutan selanjutnya, Selamat Ulang Tahun Eliza sayang …” Kata Paman diikuti
oleh dua orang yang membawa sepeda ontelku yang sudah dipermak sedemikian rupa
persis yang aku gambarkan di bukuku. Yah .. dua orang itu adalah pemeran
bajingan di scenario pura – pura penculikan paman yang dia rencanakan di Ulang
Tahunku yang ke -17 ini. Ah .. Paman .. Dia memang pengganti Ayahku yang benar
– benar hebat. Ayah, Ibu, Oma … Aku merindukan kalian. Kecelakaan 5 tahun lalu
seakan terluapkan kembali. Aku tak kuasa membendung air mata. Pelukan Pamanku
yang bertubuh kekar seketika membuatku tenang. :)
0 komentar:
Posting Komentar